Lestarikan Budaya Indonesia!

Kisah sedih dialami Desak Suarti, seorang pengerajin perak dari Gianyar, Bali. Pada mulanya, Desak menjual karyanya kepada seorang konsumen di luar negeri. Orang ini kemudian mematenkan desain tersebut. Beberapa waktu kemudian, Desak hendak mengekspor kembali karyanya. Tiba-tiba, ia dituduh melanggar Trade Related Intellectual Property Rights (TRIPs). Wanita inipun harus berurusan dengan WTO.

“Susah sekarang, kami semuanya khawatir, jangan-jangan nanti beberapa motif asli Bali seperti `patra punggal’, `batun poh’, dan beberapa motif lainnya juga dipatenkan” kata Desak Suarti dalam sebuah wawancara.

Kisah sedih Desak Suarti ternyata tidak berhenti sampai di sana. Ratusan pengrajin, seniman, serta desainer di Bali kini resah menyusul dipatenkannya beberapa motif desain asli Bali oleh warga negara asing. Tindakan warga asing yang mempatenkan desain warisan leluhur orang Bali ini membuat seniman, pengrajin, serta desainer takut untuk berkarya.

Salah satu desainer yang ikut merasa resah adalah Anak Agung Anom Pujastawa. Semenjak dipatenkannya beberapa motif desain asli Bali oleh warga asing, Agung kini merasa tak bebas berkarya. “Sebelumnya, dalam satu bulan saya bisa menghasilkan 30 karya desain perhiasan perak. Karena dihinggapi rasa cemas, sekarang saya tidak bisa menghasilkan satu desain pun,” ujarnya hari ini.

Potret di atas adalah salah satu gambaran permasalahan perlindungan budaya di tanah air. Cerita ini menambah daftar budaya indonesia yang dicuri, diklaim atau dipatenkan oleh negara lain, seperti Batik
Adidas, Sambal Balido, Tempe, Lakon Ilagaligo, Ukiran Jepara, Kopi Toraja, Kopi Aceh, Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayang Sayange, dan lain sebagainya.

LANGKAH KE DEPAN

Indonesia harus bangkit dan melakukan sesuatu. Hal inilah yang melatarbelakangi berdirinya Indonesian Archipelago Culture Initiatives (IACI), informasi lebih jauh dapat dilihat di http://budaya-indonesia.org/ . Untuk dapat mencegah agar kejadian di atas tidak terus berlanjut, kita harus melakukan sesuatu. Setidaknya ada 2 hal perlu kita secara sinergis, yaitu:

1. Mendukung upaya perlindungan budaya Indonesia secara hukum. Kepada rekan-rekan sebangsa dan setanah air yang memiliki kepedulian (baik bantuian ide, tenaga maupun donasi) di bagian ini, harap menggubungi IACI di email: office@budaya-indonesia.org

2. Mendukung proses pendataan kekayaan budaya Indonesia. Perlindungan hukum tanpa data yang baik tidak akan bekerja secara optimal. Jadi, jika temen-temen memiliki koleksi gambar, lagu atau video tentang budaya Indonesia, mohon upload ke situs PERPUSTAKAAN DIGITAL BUDAYA INDONESIA, dengan alamat http://budaya-indonesia.org/ Jika Anda memiliki kesulitan untuk mengupload data, silahkan menggubungi IACI di email: office@budaya-indonesia.org

– Lucky Setiawan

nb: Mohon bantuanya untuk menyebarkan pesan ini ke email ke teman, mailing-list, situs, atau blog, yang Anda miliki. Mari kita dukung upaya pelestarian budaya Indonesia secara online.

Lawan Hepatitis dengan Temulawak

Akhir-akhir ini, banyak terjadi kasus Hepatitis A di Yogyakarta yang sebagian besar menimpa mahasiswa dan pelajar yang tinggal di pondokan/kost. Menurut web Media Indonesia (29 Juli 2008), berdasarkan hasil pemantauan dan pendataan hingga pertengahan 2008 jumlah penderita hepatitis A di DIY cukup tinggi, yakni Kabupaten Sleman mencapai 200 kasus, Kota Yogyakarta 65 kasus, Kabupaten Bantul 14 kasus sementara untuk Gunungkidul dan Kulonprogo masih rendah di bawah Bantul.

Hepatitis A menyerang organ hati (paling ringan dibandingkan Hepatitis B dan C), dan dapat disebarkan melalui makanan, alat makan, dan air. Gejalanya antara lain seperti menderita flu, mual, nafsu makan menurun, demam, warna kulit dan bagian putih mata menjadi berwarna kuning, warna air seni kecoklatan seperti air teh, badan lemas serta mudah lelah. Sumber virus ini belum diketahui secara pasti, meskipun diduga akibat sanitasi yang kurang baik dari sejumlah tempat makan.

Hepatitis A jarang menyebabkan kematian. Meskipun demikian, kita harus tetap waspada. Selain menjaga kebersihan makanan dan tidak jajan di sembarang tempat, Hepatitis A dapat dilawan dengan rajin mengkonsumsi TEMULAWAK.

Temulawak merupakan tanaman herbal yang rimpangnya terbukti dapat mengobati berbagai penyakit, terutama hati (liver). Temulawak dapat menguatkan fungsi hati sehingga minuman dari temulawak sering disebut sebagai Liver Detox Tea.

Selain itu, minum temulawak merupakan bagian dari tradisi Indonesia. Nenek moyang kita telah mengkonsumsi temulawak untuk menjaga kesehatan sejak dahulu kala. Oleh karena itu, tidak mengherankan pada tahun 2005 silam pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Minum Temulawak.

Kulonprogo sebagai daerah yang memiliki komoditas unggulan biofarmaka menghasilkan komoditas temulawak yang melimpah. Alangkah baiknya jika produksi temulawak ini juga disertai dengan kebiasaan minum temulawak masyarakat Kulonprogo. Dengan demikian, kesehatan masyarakat terjaga dan kesejahteraan petani temulawak Kulonprogo meningkat.

Produk temulawak Kulonprogo tersedia dalam bentuk rimpang segar, simplisia (rimpang kering), bubuk, kapsul, serta minuman instant. Banyak kelompok tani yang membudidayakan temulawak dan memproduksi simplisia serta herbal instant. Jika anda berminat dengan produk-produk biofarmaka Kulonprogo, anda dapat menghubungi kami atau datang langsung ke Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Kulonprogo.

***

Berita terkait:
Mahasiswa dan Pelajar Rentan Terinfeksi Virus Hepatitis A
Hepatitis Mewabah, 129 Mahsiswa UGM Jadi Korban
Masyarakat Diminta Waspadai Virus Hepatitis A
Khasiat Temulawak

Sumber Rejeki

Industri yang dikelola oleh bapak Sugiyo ini mengolah komoditas kelapa dan empon-empon (rimpang) menjadi produk gula semut (gula nira kelapa kristal), Virgin Coconut Oil (VCO), serta sirup empon-empon. Selain itu, Sumber Rejeki juga memiliki produk madu alami.

Gula semut yang diproduksi memiliki banyak varian, yaitu:

  • Gula semut natural (tanpa tambahan bahan lain),
  • Gula semut empon-empon, misalnya: GS kunir putih, GS temu lawak, GS temu kunci, GS lengkuas, GS kencur, GS jahe, GS kunir,
  • Gula semut vanilla dan gula semut kayu manis.

Produksi gula semut Sumber Rejeki mencapai 1 ton per bulan. Saat ini telah dipasarkan di berbagai daerah di Jawa dan Bali.

Jika anda tertarik, anda dapat menghubungi langsung Bapak Sugiyo melalui alamat di bawah ini atau mengunjungi websitenya di www.gulasemutjogja.com

Sugiyo
HP: 0812 296 6378
Penggung RT 70/RW 21, Hargorejo, Kokap
Kulonprogo, Yogyakarta 55653
Telp./Fax.: 0274-7481983

Survei Alat Mesin Pengolahan di Bengkel Rekayasa Wangdi W.

Pada tanggal 26 Juni 2006, kami mengajak beberapa pelaku usaha pengolahan jamu herbal mengunjungi Bengkel Rekayasa Wangdi W. di Cambahan, Nogotirto, Gamping, Sleman. Pelaku usaha tersebut merupakan calon penerima bantuan alat mesin pengolahan biofarmaka yang berasal dari Kec. Pengasih, Kec. Lendah, dan Kec. Samigaluh.

Dalam acara tersebut dilakukan demo pengolahan biofarmaka yang meliputi proses perajangan, pemarutan, penepungan, serta penjelasan mengenai pengeringan menggunakan cabinet dryer dengan berbagai sumber panas (kompor LPG dan tenaga matahari).

Tujuan kunjungan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan para pelaku usaha pengolahan biofarmaka , terutama untuk mengetahui alat pengolahan yang sesuai dengan kondisi pengolahan (daya listrik, luas tempat pengolahan, jumlah tenaga kerja, biaya operasional, dll.) sehingga alat yang akan diberikan benar-benar tepat sasaran.

Selain alat mesin pengolahan biofarmaka, para pelaku usaha juga ditunjukkan alat mesin pengolahan pangan lainnya seperti mesin pembuat bakso, asap cair, pasta kacang, dan sebagainya. Ada pula alat baru yang sedang dikembangkan, yaitu filler serbuk ke dalam kapsul semi-manual.

Bengkel Rekayasa Wangdi W.
Cambahan, Nogotirto, Gamping, Sleman
DI Yogyakarta, Indonesia
Telp./Fax.: +62 274 621065
Mobile: +62 815 685 6352

Potensi Unggulan Kulonprogo

GPA Soropadan III

Pada tanggal 5-9 Juni 2008, Dinas Pertanian dan Kelautan Kab. Kulonprogo mengikuti Gelar Promosi Agribisnis (GPA) Soropadan III. Kegiatan ini diadakan setiap 2 tahun sekali sejak 2004, bertempat di kawasan Agrowisata dan Sub Terminal Agribisnis (STA) Soropadan, Jalan Raya Magelang-Semarang Km.13, Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah.

GPA Soropadan III ini diikuti oleh berbagai Dinas rumpun Agro (Dinas Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan) Propinsi Jawa Tengah dan propinsi lain seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, DI Yogyakarta, NTB, Bali, Lampung; serta kabupaten-kabupaten yang terdapat di propinsi-propinsi tersebut.

Produk pertanian yang dipamerkan di Stand Kab. Kulonprogo diantaranya adalah benih padi; pupuk organik; beras organik; berbagai makanan ringan seperti enting-enting jahe, slondok inovasi (produk olahan ubi kayu), dan produk olahan hasil sungai (keripik wader, keripik udang, dll.); madu; VCO; dan berbagai jenis olahan biofarmaka seperti jahe instant, gula semut, sirup jahe, teh antana, teh mahkota dewa, teh rosella, dll.

Salah satu produk yang menarik banyak perhatian pengunjung adalah Sigar Polo. Memiliki tampilan seperti ular, sejenis sulur yang dikeringkan ini merupakan tanaman obat yang dipercaya dapat menyembuhkan migrain (sakit kepala sebelah). Produk ini dijual dengan harga Rp 10.000,- hingga Rp 25.000,- (tergantung ukurannya). Produk ini merupakan salah satu produk olahan biofarmaka dari Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo (Bapak Odho). Produk lain dari Bapak Odho adalah teh daun antana.

Beberapa pengunjung yang tertarik untuk berbisnis dalam skala besar. Mereka langsung menghubungi pelaku usaha dan mengunjungi tempat usahanya di Kulonprogo. Contohnya adalah CV Galuh Aji yang mendapatkan kontrak kerjasama sebagai supplier bunga rosella kering sebanyak 1 ton per bulan.

Keikutsertaan Dinas Pertanian dan Kelautan Kab. Kulonprogo dalam kegiatan ini terbukti membawa manfaat, terutama dalam rangka memperkenalkan dan memperluas jaringan pemasaran produk-produk/komoditas unggulan Kulonprogo. Semoga Dinas Pertanian dan Kelautan serta instansi lain di Kab. Kulonprogo dapat mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat mempromosikan produk/komoditas pertanian unggulan dari Kulonprogo dengan frekuensi yang lebih sering.